Rabu, 24 Oktober 2018

Laporan Langkah-langkah Produksi Garment

LANGKAH-LANGKAH PRODUKSI DI CV. MAJU ABADI GARMENT SUKOHARJO
Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas kelas XI semester 2

Oleh :

MUHAMMAD FAJAR DARUSSALAM
27 / XI MIA 2

SMA NEGERI 1 SUKOHARJO
SUKOHARJO
2015


PENGESAHAN
Karya Ilmiah yang berjudul “Langkah-langkah produksi di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo Sebagai Upaya Efektif Dalam Menunjang Kelancaran” telah disahkan dan disetujui pada:
Hari                 :
Tanggal           :





Disetujui oleh :
  

Pemimpin Perusahaan


TEGUH WIBOWO
Peneliti


MUH FAJAR DARUSSALAM




PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini penulis susun tidak hanya untuk memenuhi tugas Tahun Pelajaran 2014/2015, tetapi juga sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Tulisan ini penulis persembahakan kepada :
1.        Ayah dan Ibu tercinta.
2.        Saudaraku (Ridwan hidayatullah)
3.        Sahabatku (Arif Setyo Nugroho).
4.        Teman sebangkuku (Paska Anugrah Adil)
5.        Almamaterku



MOTTO

“Kesuksesan dicapai oleh orang-orang yang berusaha dan tetap berusaha dengan sikap mental positif.”  (W. Clement Stone).




KATA PENGANTAR

Ucapan syukur kepada TuhanYang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya. Berkat ridhonya pula penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Langkah-langkah produksi di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo dengan lancar.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1.        Drs Darno selaku kepala SMA Negeri 1 Sukoharjo yang telah memberi kesempatan penulis untuk mengembangkan ide karya ini.
2.        Bapak Teguh Wibowo selaku pemimpin perusahaan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan objek penelitian.
3.         Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu. Namun, penulis yakin sekecil apapun bantuan yang telah diberikan turut membantu keberhasilan studi penulis.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam tulisan ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar nantinya tulisan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.






Sukoharjo, 05 Maret 2015


Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
PERSEMBAHAN........................................................................................................iii
MOTTO........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah..............................................................................................3
C.     Tujuan Pengamatan...........................................................................................3
D.    Manfaat Pengamatan.........................................................................................3
E.     SistematikPenulisan...........................................................................................4
BAB II KERANGKA REORI
A.    LandasanTeori...................................................................................................5
BAB III METODOLOGI
A.    WaktuPengamatan.............................................................................................6
B.     ObyekPengamatan.............................................................................................6
C.     TeknikPengumpulan Data.................................................................................7
 BAB IV PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Data...................................................................................................8
B.     Pembahasan.......................................................................................................8
BAB V PENUTUP
A.    Simpulan..........................................................................................................12
B.     Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
LAMPIRAN................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

A.          LATAR BELAKANG
Kebutuhan primer manusia yaitu pakaian (sandang) akhir-akhir ini menjadi salah satu komoditi besar di Indonesia. Kenyataan tersebut dapat terlihat dengan banyaknya factory outlet yang berdiri untuk menjual hasil output dari industri tekstil dan garmen. Perkembangannya di Indonesia banyak jenisnya, baik yang bergerak sebagai home industri ataupun pabrikan yang besar. Industri tekstil sendiri merupakan penghasil olahan bahan mentah berupa kapas kemudian dipintal menjadi benang dan kain, yang selanjutnya akan didistribusikan ke industri garmen untuk dijadikan pakaian jadi.
         Sejarah kebangkitan industri modern dimulai pada tahun 1820 -1830 atau sering disebut dengan revolusi industri. Kebangkitan ini mengakibatkan berkembangnya penemuan - penemuan baru di bidang teknologi, seperti pembangunan proses produksi sampai penggunaan komputer. Dampak lebih lanjut dari perkembangan teknologi ini adalah perkembangan organisasi dan kegiatan bisnis di tahun 1990-an. Baik preferensi manajerial, perilaku maupun persepsi, semuanya berorentasi ke mental produksi. Dari aspek politik, strategi bisnis seperti ini memerlukan proteksi secara ketat terhadap serangan dari luar.
           Pada abad 21 dimana masing- masing negara di bumi ini sudah tidak memiliki batas ruang dan waktu, kecenderungan orientasi bisnis akanberubah. Jika sebelumnya produsen dapat memaksakan kehendaknya kepada konsumen, maka yang terjadi selanjutnya adalah kebalikannya, konsumenlah yang justru memaksakan kehendaknya kepada produsen. Investasi mengalir ketempat yang paling menguntungkan. Produsen dipaksa untuk membuat produk yang sesuai dengan nilai dan keinginan konsumen. Dengan demikian sangat terbukalah persaingan yang positif bagi persaingan usaha. Dan membuka peluang bagi usaha kecil untuk lebih berkembang. Dan sehingga perusahaan kecil sangat penting bagi kestabilan perekonomian negara karena usaha kecil dinegara kita, paska krisis ekonomi 1998 ternyata mampu menyerap sumber daya manusia 99,4% dan sumbangan pada PDB 59,3%.
            Kedudukan dari usaha kecil di tengah - tengah kehidupan dunia usaha telah mendapat tempat yang mantap, banyak menyerap tenaga kerja, ikut melancarkan perekonomian negara, dan mampu hidup berdampingan dan menopang perusahaan besar. Usaha kecil juga bersifat lincah dan mampu hidup disela - sela perusahaan besar dengan strategi membuat produk yang unik dan khusus sehingga tidak menghadapi perusahaan besar sebagai pesaing.
Jenis usaha kecil dan menengah merupakan usaha yang mampu menggerakan perekonomian Indonesia itu tercermin disaat krisis global yang melanda hampir sebagian negara - negara di dunia, banyak perusahaan yang besar gulung tikar karena krisis global tersebut. Tetapi untuk usaha kecil krisis tersebut kurang terasa mengganggu kelangsungan usaha, itu terbukti dari badan pusat statistik 2010 yang menyatakan bahwa jenis usaha kecil dan menengah mengalami pertumbuhan sekitar 10% sampai 15% di Indonesia. Semua itu tidak terlepas dari program pemerintah yang sekarang lebih mengutamakan kepada sektor reel yaitu usaha kecil dan menengah dengan program seperti KUR, KUKM, KSM dan sebagainya.
Di Kabupaten Sukoharjo sendiri jenis usaha kecil dibidang industri garmen tumbuh subur, dan itu membuat daya saing menjadi lebih kompleks. Kebutuhan konsumtif masyarakat akan meninggi karena daya beli masyarakat dapat terpenuhi dengan berbagai macam mode yang trendi dan juga haraga lebih ekonomis, masyarakat lebih tertarik membeli atau memesan produk dalam negeri yang kualitas produknya mampu bersaing dengan produk - produk ternama. Oleh sebab itu peluang bisnis di bidang jasa industri garmen sangat bagus prospek kedepannya.

B.          RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana langkah-langkah produksi di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo ?

C.          TUJUAN PENGAMATAN
Di dalam penulisan karya tulis ini penulis mempunyai beberapa tujuan. Adapun hal-hal yang menjadi tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui langkah-langkah produksi di CV. Maju Abadi Garment.

D.          MANFAAT PENGAMATAN
1.        Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia industri.
2.        Manfaat Praktis
a.         Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta merupakan pengalaman tersendiri bagi peneliti.
b.         Bagi pembaca, dapat menambah pengetahuan tentang industri garment khususnya proses produksi.
c.         Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai pertimbangan ataupun acuan dalam melaksanakan penelitian yang sejenis.


E.   SISTEMATIK PENGAMATAN
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Halaman Foto dan Cita – Cita
Halaman Persembahan
Halaman Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
1.      Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Pengamatan
D.    Manfaat Pengamatan
E.     Sistematika Penulisan
2.      Bab II Kerangka Teori
Landasan Teori
3.      Bab III Metodologi
A.    Waktu Pengamatan
B.     Obyek Pengamatan
C.     Teknik Pengumpulan Data
4.      Bab IV Pembahasan
A.    Deskripsi Data
B.     Pembahasan
5.      Bab V Penutup
A.    Simpulan
B.     Saran
Lampiran



 BAB II
KERANGKA TEORI
LANDASAN TEORI
A.           Pengertian Produksi
Menurut wikipedia, produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
B.            Pengertian Perusahaan
Menurut wikipedia, Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.
C.            Pengertian Garment
1.        Menurut Rulanti Satyodiryo, garment adalah salah satu industri di bidang busana berupa pakaian jadi dalam, yang diproses mulai dari pembuatan pola, sampel, dan pemasaran hasil produksi.
2.        Menurut Arifah A. Ariyanto, industri garment adalah salah satu bentuk usaha bidang busana yang memproduksi busana dalam jumlah besar.
3.        Menurut Joanne Blair, industri garment adalah salah satu bentuk usaha bidang busana yang memproduksi pakaian dalam jumlah besar dari setiap varian produknya.




BAB III
METODOLOGI

A.   WAKTU PENGAMATAN
Rincian kegiatan peneliti selama pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel berikut ini:


No.
Waktu

Kegiatan
Maret
April
29
30
31
01
02
03
04
05
1.
Perencanaan penelitian
-
-

-
-
-
-
2.
Penentuan sampel penelitian


-


-

-

-

-




-
3.
Pelaksanaan observasi
-
-
-
-
-
-
4.
Menganalisis data
-
-
-
-
-
-
-
5.
Penulisan laporan penelitian
-
-
-
-
-

Tabel.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian

B.   OBYEK PENGAMATAN
Pengamatan ini dilaksanakan di CV. Maju Abadi Garment
Jalan Veteran Barat 44, Carikan, Jetis, Sukoharjo Telp/Fax. 0271 591637.


C.   TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan satu macam teknik pengumpulan data, yaitu :
Teknik observasi
Teknik observasi ialah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara peneliti mengamati dan mencatat secara langsung kejadian di lapangan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi partisipasi. Artinya, observer (pengamat) atau peneliti terlibat langsung di dalamnya bersama dengan observed – observed (orang yang diamati). Peneliti terjun langsung dan merasakan bagaimana langkah-langkah produksi tersebut terjadi.



BAB IV
PEMBAHASAN
A.          DESKRIPSI DATA
CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo
CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2010 dan terletak di Jl. Veteran Barat No.44 Carikan, Jetis, Sukoharjo. Dalam CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo ini, terdapat seorang direktur yang bernama Teguh Wibowo dan kurang lebih 400 pegawai. CV Maju Abadi Garment Sukoharjo merupakan salah satu perusahaan garment dengan kualitas ekspor. Garment yang sudah jadi dan sudah di packing tidak hanya didistribusikan di dalam negeri saja, tetapi sampai ke eropa, misalnya Jerman.

B.          PEMBAHASAN
Apparel Production, juga dikenal sebagai produksi garmen yang prosesnya berasal dari kain dirubah menjadi pakaian. Istilah Apparel Production pada dasarnya digunakan untuk garment yang diproduksi di pabrik. Pabrik memproduksi garmen dengan jumlah besar garmen dengan style dan design pada saat itu. Sebelum dimulainya produksi suatu order/pesanan, pabrik garmen melalui beberapa kegiatan/proses yang dikenal sebagai istilah pra-produksi. Pra-produksi proses meliputi sampel, pembiayaan (costing), perencanaan produksi, pembelian bahan baku dan pembuatan pola produksi. Pemotongan bahan/kain, printing, bordir, jahit, buang benang, washing, ironing, lipat dan pengepakan semuanya adalah fungsi produksi.
Adapun langkah-langkah dalam memproduksi pakaian di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo adalah sebagai berikut :
1.        Gudang
Gudang merupakang langkah pertama dalam proses produksi pakaian. Maksud dari gudang adalah mengambil bahan material yang akan digunakan untuk produksi pakaian. Bahan-bahan tersebut diantaranya febric / kain, accecoris sewing (main label, care label, satten wash, button / kancing, threads / benang, dll.), accecoris packing (hang tag, collard board, dll.)
2.        Cutting
Langkah kedua yaitu cutting. Cutting adalah memotong febric / kain sesuai dengan pola yang telah ditentukan menjadi beberapa panel. Dalam tahap ini kain digelar lapis demi lapis diatas meja dengan ketinggian tertentu. Kemudian dengan menggunakan mesin pemotong kain dipotong menjadi bentuk potongan garmen atau pola yang kemudian dipisahkan. Menggelar kain bisa dengan cara manual atau otomatis. Potongan bagian panel tersebut kemudian beri nomor (urut & lot) dan diikat kemudian dikirim ke ruang sewing. Kualitas produk akhir (garmen) sangat banyak tergantung pada kualitas pemotongan yang sempurna. Kedua, kain adalah bahan baku utama garmen yang mewakili sekitar 70% dari biaya garmen total. Itulah sebabnya cutting adalah proses yang sangat penting, seperti hal penting lainnya adalah mengontrol penghematan kain dan kualitas garmen.
3.        Sewing
Selanjutnya adalah sewing. Sewing meerupakan bagian produksi setelah cutting yang melakukan proses pembuatan garment dengan menggabungkan beberapa panel menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, long pants, vest, short pants, boxer atau produk garmen lain yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah ditetapkan dengan buyer. Sewing merupakan proses utama dari keseluruhan proses produksi garment dan terdiri dari beberapa operasi yang memerlukan karyawan banyak. Operator menjalankan mesin jahit dan dengan menggunakan benang jahit untuk menggabungkan potongan garmen. Bermacam-macam mesin jahit yang digunakan disesuaikan dengan jenis jahitan. Dalam industri garmen biasanya mesin jahit berada dalam beberapa baris (line). Panel potongan disuapkan/diproses pada bagian line depan, melewati beberapa proses di line sampai pada akhir line (end line) garment proses selesai. Setiap mesin dijalankan oleh masing-masing operator dan operator menjahit hanya satu atau dua macam proses garmen. Didalam line terdiri dari operator mesin jahit, helper untuk membantu suplai potongan garmen, benang dan trim lainnya.
4.        Button Hole
Button hole adalah proses membuat lubang kancing pada pakaian
5.        Button Fix
Setelah membuat lubang kancing pada baju, selanjutnya memasang kancing bajunya.
6.      Washing
Washing adalah proses membersihkan pakaian dengan cara mencuci pakaian tersebut. Proses ini dilakukan bila buyer menginginkan proses washing atau spesial perlakuan akhir garmen. Untuk warna yang terang, garment di washing untuk menghilangkan noda dan luntur meskipun buyer tidak menginginkan garmen dicuci.
7.      Trimming
Trimming adalah proses membersihakan sisa-sisa benang yang ada pada pakaian. Setelah dijahit, semua sisa benang yang tergantung dipotong dengan cara dipotong dengan gunting tangan. Mesin potong benang otomatis juga tersedia untuk melakukan tugas ini. Semua sisa benang dalam garmen yang dihapus juga. Persyaratan kualitas yang mendasar adalah garment tanpa sisa benang.
8.      Ironing
Ironing merupakan proses menyetrika pakaian dengan uap panas untuk menghindari kekerutan pada pakaian.
9.      QC (Quality Control)
Pada proses ini, pakaian yang sudah selesai di buat akan dicek ulang, apakah masih ada kesalahan atau tidak. Apabila ada kesalahan pakaian tersebut diberi tanda salah dan akan dikumpulkan dan dikembalikan ke proses pembuatan yang mengalami kesalahan. Apabila benar, maka akan diberi tanda benar dan akan dihitung untuk memenuhi target produksi perusahaan.
10.  Packing
Packing adalah proses terakhir dimana semua produk di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna. Garmen dilipat dengan menggunakan tissue dan lembaran karton. Cara pelipatan garmen bervariasi tergantung keinginan buyer. Hang tag, spesial hang tag dan stiker harga dipasang dengan benang atau dengan tag pin (plastik). Garmen dilipat dan ditandai kemudian dikemas ke dalam polybag. Garment kemudian akan didistribusikan ke toko-toko baju. Adapun jika pakaian yang akan diekspor ke luar negeri maka dipisahkan sesuai negara-negara yang dituju. Setiap negara diberi pembeda misal dengan memberi kode huruf.



BAB V
PENUTUP

A.   SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dalam karya tulis ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi garment di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo melalui beberapa langkah diantaranya gudang, cutting, sewing, button hole, button fix, washing, trimming, ironing, QC, packing.

B.   SARAN
Di akhir penulisan karya tulis ini, penulis ingin menyampaikan sedikit saran yang mungkin dapat membangun di kemudian hari:
1.         Bagi pemerintah,
Sebaiknya mendukung para pengusaha garmen di Indonesia dan di daerah – daerah dengan cara membatasi impor garmen dari luar.
2.         Bagi peneliti lain,
Bagi peneliti lain diharapkan agar bisa melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai proses produksi garment.
3.         Bagi perusahaan garment
Hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hasil produksi agar mampu bersaing di pasaran dunia.




DAFTAR PUSTAKA