LANGKAH-LANGKAH PRODUKSI DI CV.
MAJU ABADI GARMENT SUKOHARJO
Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas
kelas XI semester 2
Oleh :
MUHAMMAD FAJAR
DARUSSALAM
27 / XI MIA 2
SMA NEGERI 1
SUKOHARJO
SUKOHARJO
2015
PENGESAHAN
Karya
Ilmiah yang berjudul “Langkah-langkah produksi di CV. Maju Abadi
Garment
Sukoharjo
Sebagai
Upaya
Efektif
Dalam
Menunjang
Kelancaran”
telah disahkan dan disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Disetujui
oleh :
Pemimpin Perusahaan
TEGUH WIBOWO
|
Peneliti
MUH FAJAR DARUSSALAM
|
PERSEMBAHAN
Karya
Tulis ini penulis susun tidak hanya untuk memenuhi tugas Tahun Pelajaran
2014/2015, tetapi juga sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Tulisan ini penulis persembahakan kepada :
1.
Ayah dan Ibu tercinta.
2.
Saudaraku (Ridwan hidayatullah)
3.
Sahabatku (Arif Setyo Nugroho).
4.
Teman sebangkuku (Paska Anugrah Adil)
5.
Almamaterku
MOTTO
“Kesuksesan dicapai oleh orang-orang yang berusaha
dan tetap berusaha dengan sikap mental positif.” (W. Clement Stone).
KATA
PENGANTAR
Ucapan syukur kepada
TuhanYang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya. Berkat
ridhonya pula penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Langkah-langkah produksi di CV. Maju Abadi
Garment Sukoharjo dengan lancar.
Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada :
1.
Drs Darno selaku kepala SMA Negeri 1 Sukoharjo yang telah memberi kesempatan
penulis untuk mengembangkan ide karya ini.
2.
Bapak Teguh Wibowo selaku pemimpin
perusahaan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan objek
penelitian.
3.
Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu per satu. Namun, penulis yakin sekecil apapun bantuan yang telah
diberikan turut membantu keberhasilan studi penulis.
Penulis menyadari bahwa
tulisan ini jauh dari kata sempurna, penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan atau kekurangan dalam tulisan ini. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca agar nantinya tulisan ini menjadi lebih baik dan
bermanfaat.
Sukoharjo,
05 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
PERSEMBAHAN........................................................................................................iii
MOTTO........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
DAFTAR
ISI..............................................................................................................vi
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..............................................................................................3
C. Tujuan
Pengamatan...........................................................................................3
D. Manfaat
Pengamatan.........................................................................................3
E. SistematikPenulisan...........................................................................................4
BAB
II KERANGKA REORI
A. LandasanTeori...................................................................................................5
BAB
III METODOLOGI
A. WaktuPengamatan.............................................................................................6
B. ObyekPengamatan.............................................................................................6
C. TeknikPengumpulan Data.................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Data...................................................................................................8
B.
Pembahasan.......................................................................................................8
BAB V PENUTUP
A.
Simpulan..........................................................................................................12
B.
Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
LAMPIRAN................................................................................................................14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kebutuhan primer manusia yaitu pakaian (sandang)
akhir-akhir ini menjadi salah satu komoditi besar di Indonesia. Kenyataan
tersebut dapat terlihat dengan banyaknya factory outlet yang berdiri untuk
menjual hasil output dari industri tekstil dan garmen. Perkembangannya di
Indonesia banyak jenisnya, baik yang bergerak sebagai home industri ataupun
pabrikan yang besar. Industri tekstil sendiri merupakan penghasil olahan bahan
mentah berupa kapas kemudian dipintal menjadi benang dan kain, yang selanjutnya
akan didistribusikan ke industri garmen untuk dijadikan pakaian jadi.
Sejarah
kebangkitan industri modern dimulai pada tahun 1820 -1830 atau sering disebut
dengan revolusi industri. Kebangkitan ini mengakibatkan berkembangnya penemuan
- penemuan baru di bidang teknologi, seperti pembangunan proses produksi sampai
penggunaan komputer. Dampak lebih lanjut dari perkembangan teknologi ini adalah
perkembangan organisasi dan kegiatan bisnis di tahun 1990-an. Baik preferensi manajerial, perilaku
maupun persepsi, semuanya berorentasi ke mental produksi. Dari aspek politik,
strategi bisnis seperti ini memerlukan proteksi secara ketat terhadap serangan
dari luar.
Pada
abad 21 dimana masing- masing negara di bumi ini sudah tidak memiliki batas
ruang dan waktu, kecenderungan orientasi bisnis akanberubah. Jika sebelumnya
produsen dapat memaksakan kehendaknya kepada konsumen, maka yang terjadi
selanjutnya adalah kebalikannya, konsumenlah yang justru memaksakan kehendaknya
kepada produsen. Investasi mengalir ketempat yang paling menguntungkan. Produsen
dipaksa untuk membuat produk yang sesuai dengan nilai dan keinginan konsumen.
Dengan demikian sangat terbukalah persaingan yang positif bagi persaingan
usaha. Dan membuka peluang bagi usaha kecil untuk lebih berkembang. Dan
sehingga perusahaan kecil sangat penting bagi kestabilan perekonomian negara
karena usaha kecil dinegara kita, paska krisis ekonomi 1998 ternyata mampu
menyerap sumber daya manusia 99,4% dan sumbangan pada PDB 59,3%.
Kedudukan
dari usaha kecil di tengah - tengah kehidupan dunia usaha telah mendapat tempat
yang mantap, banyak menyerap tenaga kerja, ikut melancarkan perekonomian negara,
dan mampu hidup berdampingan dan menopang perusahaan besar. Usaha kecil juga
bersifat lincah dan mampu hidup disela - sela perusahaan besar dengan strategi
membuat produk yang unik dan khusus sehingga tidak menghadapi perusahaan besar
sebagai pesaing.
Jenis
usaha kecil dan menengah merupakan usaha yang mampu menggerakan perekonomian
Indonesia itu tercermin disaat krisis global yang melanda hampir sebagian
negara - negara di dunia, banyak perusahaan yang besar gulung tikar karena
krisis global tersebut. Tetapi untuk usaha kecil krisis tersebut kurang terasa
mengganggu kelangsungan usaha, itu terbukti dari badan pusat statistik 2010
yang menyatakan bahwa jenis usaha kecil dan menengah mengalami pertumbuhan
sekitar 10% sampai 15% di Indonesia. Semua itu tidak terlepas dari program
pemerintah yang sekarang lebih mengutamakan kepada sektor reel yaitu usaha
kecil dan menengah dengan program seperti KUR, KUKM, KSM dan sebagainya.
Di Kabupaten Sukoharjo sendiri jenis
usaha kecil dibidang industri garmen tumbuh subur, dan itu membuat daya saing
menjadi lebih kompleks. Kebutuhan konsumtif masyarakat akan meninggi karena
daya beli masyarakat dapat terpenuhi dengan berbagai macam mode yang trendi dan
juga haraga lebih ekonomis, masyarakat lebih tertarik membeli atau memesan
produk dalam negeri yang kualitas produknya mampu bersaing dengan produk -
produk ternama. Oleh sebab itu peluang bisnis di bidang jasa industri garmen sangat
bagus prospek kedepannya.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang di atas dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
Bagaimana langkah-langkah produksi di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo ?
C.
TUJUAN PENGAMATAN
Di dalam penulisan
karya tulis ini penulis mempunyai beberapa tujuan. Adapun hal-hal yang menjadi
tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui langkah-langkah produksi di CV. Maju Abadi Garment.
D.
MANFAAT PENGAMATAN
1.
Manfaat
Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia
industri.
2.
Manfaat
Praktis
a.
Bagi
peneliti, dapat menambah wawasan serta merupakan pengalaman tersendiri bagi
peneliti.
b.
Bagi
pembaca, dapat menambah pengetahuan tentang industri garment khususnya proses produksi.
c.
Bagi
peneliti lain, dapat digunakan sebagai pertimbangan ataupun acuan dalam
melaksanakan penelitian yang sejenis.
E. SISTEMATIK
PENGAMATAN
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Halaman Foto dan Cita – Cita
Halaman Persembahan
Halaman Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
1.
Bab
I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Pengamatan
D.
Manfaat
Pengamatan
E.
Sistematika
Penulisan
2.
Bab
II Kerangka Teori
Landasan Teori
3.
Bab
III Metodologi
A.
Waktu
Pengamatan
B.
Obyek
Pengamatan
C.
Teknik
Pengumpulan Data
4.
Bab
IV Pembahasan
A.
Deskripsi
Data
B.
Pembahasan
5.
Bab
V Penutup
A.
Simpulan
B.
Saran
Lampiran
BAB II
KERANGKA TEORI
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Produksi
Menurut wikipedia, produksi merupakan suatu
kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan
benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah
daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan
menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan
produksi barang.
B.
Pengertian
Perusahaan
Menurut
wikipedia, Perusahaan
adalah tempat terjadinya kegiatan produksi
dan berkumpulnya semua faktor produksi.
Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak.
Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya.
Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di
pemerintah secara resmi.
C.
Pengertian Garment
1.
Menurut Rulanti
Satyodiryo, garment adalah salah satu industri di bidang busana berupa pakaian
jadi dalam, yang diproses mulai dari pembuatan pola, sampel, dan pemasaran
hasil produksi.
2.
Menurut Arifah A.
Ariyanto, industri garment adalah salah satu bentuk usaha bidang busana yang
memproduksi busana dalam jumlah besar.
3.
Menurut Joanne
Blair, industri garment adalah salah satu bentuk usaha bidang busana yang
memproduksi pakaian dalam jumlah besar dari setiap varian produknya.
BAB III
METODOLOGI
A. WAKTU
PENGAMATAN
Rincian kegiatan
peneliti selama pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel berikut ini:
No.
|
Waktu
Kegiatan
|
Maret
|
April
|
||||||
29
|
30
|
31
|
01
|
02
|
03
|
04
|
05
|
||
1.
|
Perencanaan
penelitian
|
√
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2.
|
Penentuan
sampel penelitian
|
√
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3.
|
Pelaksanaan
observasi
|
-
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
4.
|
Menganalisis
data
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
√
|
-
|
-
|
5.
|
Penulisan
laporan penelitian
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
√
|
√
|
√
|
Tabel.1
Rincian Pelaksanaan Penelitian
B. OBYEK
PENGAMATAN
Pengamatan ini
dilaksanakan di CV. Maju Abadi Garment
Jalan Veteran Barat 44, Carikan, Jetis, Sukoharjo Telp/Fax. 0271 591637.
Jalan Veteran Barat 44, Carikan, Jetis, Sukoharjo Telp/Fax. 0271 591637.
C. TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Data pada penelitian ini diperoleh
dengan menggunakan satu macam teknik pengumpulan data, yaitu :
Teknik
observasi
Teknik
observasi ialah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara peneliti
mengamati dan mencatat secara langsung kejadian di lapangan. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik observasi partisipasi. Artinya, observer
(pengamat) atau peneliti terlibat langsung di dalamnya bersama dengan observed
– observed (orang yang diamati). Peneliti terjun langsung dan merasakan
bagaimana langkah-langkah produksi tersebut terjadi.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.
DESKRIPSI DATA
CV.
Maju Abadi Garment Sukoharjo
CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan ini berdiri sejak tahun
2010 dan terletak di Jl. Veteran Barat No.44 Carikan, Jetis, Sukoharjo. Dalam
CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo ini, terdapat seorang direktur yang bernama
Teguh Wibowo dan kurang lebih 400 pegawai. CV Maju Abadi Garment Sukoharjo
merupakan salah satu perusahaan garment dengan kualitas ekspor. Garment yang
sudah jadi dan sudah di packing tidak hanya didistribusikan di dalam negeri
saja, tetapi sampai ke eropa, misalnya Jerman.
B.
PEMBAHASAN
Apparel Production, juga dikenal sebagai
produksi garmen yang prosesnya berasal dari kain dirubah menjadi pakaian. Istilah
Apparel Production pada dasarnya digunakan untuk garment yang diproduksi di
pabrik. Pabrik memproduksi garmen dengan jumlah besar garmen dengan style dan
design pada saat itu. Sebelum dimulainya produksi suatu order/pesanan, pabrik
garmen melalui beberapa kegiatan/proses yang dikenal sebagai istilah
pra-produksi. Pra-produksi proses meliputi sampel, pembiayaan (costing),
perencanaan produksi, pembelian bahan baku dan pembuatan pola produksi.
Pemotongan bahan/kain, printing, bordir, jahit, buang benang, washing, ironing,
lipat dan pengepakan semuanya adalah fungsi produksi.
Adapun langkah-langkah dalam
memproduksi pakaian di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo adalah sebagai berikut
:
1.
Gudang
Gudang
merupakang langkah pertama dalam proses produksi pakaian. Maksud dari gudang
adalah mengambil bahan material yang akan digunakan untuk produksi pakaian.
Bahan-bahan tersebut diantaranya febric / kain, accecoris sewing (main label,
care label, satten wash, button / kancing, threads / benang, dll.), accecoris
packing (hang tag, collard board, dll.)
2.
Cutting
Langkah kedua
yaitu cutting. Cutting adalah memotong febric / kain sesuai dengan pola yang
telah ditentukan menjadi beberapa panel. Dalam
tahap ini kain digelar lapis demi lapis diatas meja dengan ketinggian tertentu.
Kemudian dengan menggunakan mesin pemotong kain dipotong menjadi bentuk
potongan garmen atau pola yang kemudian dipisahkan. Menggelar kain bisa dengan
cara manual atau otomatis. Potongan bagian panel tersebut kemudian beri nomor
(urut & lot) dan diikat kemudian dikirim ke ruang sewing. Kualitas produk
akhir (garmen) sangat banyak tergantung pada kualitas pemotongan yang sempurna.
Kedua, kain adalah bahan baku utama garmen yang
mewakili sekitar 70% dari biaya garmen total. Itulah sebabnya cutting adalah
proses yang sangat penting, seperti hal penting lainnya adalah mengontrol
penghematan kain dan kualitas garmen.
3.
Sewing
Selanjutnya adalah sewing. Sewing meerupakan bagian
produksi setelah cutting yang melakukan proses pembuatan garment dengan menggabungkan
beberapa panel menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, long
pants, vest, short pants, boxer atau produk garmen lain yang sesuai dengan
spesifikasi detail yang sudah ditetapkan dengan buyer. Sewing merupakan proses
utama dari keseluruhan proses produksi garment dan terdiri dari beberapa
operasi yang memerlukan karyawan banyak.
Operator menjalankan
mesin jahit dan dengan menggunakan benang jahit untuk menggabungkan potongan
garmen. Bermacam-macam mesin jahit yang digunakan disesuaikan dengan jenis
jahitan. Dalam industri garmen biasanya mesin jahit berada dalam beberapa baris
(line). Panel potongan disuapkan/diproses pada bagian line depan, melewati
beberapa proses di line sampai pada akhir line (end line) garment proses selesai.
Setiap mesin dijalankan oleh masing-masing operator dan operator menjahit hanya
satu atau dua macam proses garmen. Didalam line terdiri dari operator mesin
jahit, helper untuk membantu suplai potongan garmen, benang dan trim lainnya.
4.
Button Hole
Button hole adalah proses membuat
lubang kancing pada pakaian
5.
Button Fix
Setelah membuat lubang kancing
pada baju, selanjutnya memasang kancing bajunya.
6.
Washing
Washing adalah proses
membersihkan pakaian dengan cara mencuci pakaian tersebut. Proses ini dilakukan bila buyer
menginginkan proses washing atau spesial perlakuan akhir garmen. Untuk warna
yang terang, garment di washing untuk menghilangkan noda dan luntur meskipun
buyer tidak menginginkan garmen dicuci.
7. Trimming
Trimming adalah proses membersihakan sisa-sisa benang
yang ada pada pakaian. Setelah dijahit, semua sisa benang yang tergantung dipotong dengan
cara dipotong dengan gunting tangan. Mesin potong benang otomatis juga tersedia
untuk melakukan tugas ini. Semua sisa benang dalam garmen yang dihapus juga.
Persyaratan kualitas yang mendasar adalah garment tanpa sisa benang.
8.
Ironing
Ironing merupakan proses
menyetrika pakaian dengan uap panas untuk menghindari kekerutan pada pakaian.
9.
QC (Quality Control)
Pada proses ini, pakaian yang
sudah selesai di buat akan dicek ulang, apakah masih ada kesalahan atau tidak.
Apabila ada kesalahan pakaian tersebut diberi tanda salah dan akan dikumpulkan
dan dikembalikan ke proses pembuatan yang mengalami kesalahan. Apabila benar,
maka akan diberi tanda benar dan akan dihitung untuk memenuhi target produksi
perusahaan.
10.
Packing
Packing adalah proses
terakhir dimana semua produk di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna. Garmen
dilipat dengan menggunakan tissue dan lembaran karton. Cara pelipatan garmen
bervariasi tergantung keinginan buyer. Hang tag, spesial hang tag dan stiker
harga dipasang dengan benang atau dengan tag pin (plastik). Garmen dilipat dan ditandai kemudian
dikemas ke dalam polybag. Garment kemudian akan
didistribusikan ke toko-toko baju.
Adapun jika pakaian yang akan diekspor ke luar negeri maka dipisahkan sesuai
negara-negara yang dituju. Setiap negara diberi pembeda misal dengan memberi
kode huruf.
BAB
V
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan dalam karya tulis ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi garment di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo melalui
beberapa langkah diantaranya gudang, cutting, sewing, button hole, button fix,
washing, trimming, ironing, QC, packing.
B.
SARAN
Di akhir penulisan karya tulis ini, penulis ingin
menyampaikan sedikit saran yang mungkin dapat membangun di kemudian hari:
1.
Bagi pemerintah,
Sebaiknya mendukung para pengusaha garmen di Indonesia dan di
daerah – daerah dengan cara membatasi impor garmen dari luar.
2.
Bagi peneliti lain,
Bagi peneliti lain
diharapkan agar bisa melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai proses produksi garment.
3.
Bagi perusahaan
garment
Hendaknya selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas hasil produksi agar mampu bersaing di
pasaran dunia.
DAFTAR PUSTAKA